Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 22 Oktober 2012

Apakah Geologi itu?


Mungkin masih banyak orang yang belum mengerti apa itu geologi dan bagi blogger yang telah mengerti apa it geolgi bisa disimak lebih jauh dibacaan ini.
Geologi (geology) berasal dari bahasa Yunani. Geo berarti bumi dan logos berarti ilmu. Jasi, Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kebumian. Disiplin ilmu geologi memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga terdapat pencabangan dan spesialisasi dalam ilmu geologi yang tidak terlepasa dari interaksi ilmu ini dengan berbagdisiplin I ilmu lainnya (lihat tabel 1.1.).
Tabel 1.1. Spesialisasi geologi dan keterkaitannya dengan bidang ilmu lain.
Spesialisasi
Wilayah kajian
Ilmu terkait
Geochronology
Planetary geologi
Waktu dan sejarah bumi
Geologi planet
Astronomi

Paleontology
fossil
Biologi
Economic geology
Environmental geology
Geochemistry
Hydrogeology
Mineralogy
Petrology
Sumberdaya mineral dan energi
lingkungan
kimiawi bumi
sumber daya air
mineral
batuan


Kimia

Geophisics
Structural geology
Seismology
interior bumi
deformasi batuan
gempabumi



Fisika


Geomorphology
Oceanography
Paleogeography
Stratigraphy/sedimentology

bentuk lahan
laut
lokasi dan kenampakan geografi purba
sedimen dan batuan berlapis


1.2 MENGAPA PERLU MEMPELAJARI GEOLOGI?
Kegiatan apa pun yang dilakukan di permukaan bumi sesungguhnya tidak lepas dari disiplin ilmu geologi. Cakupan kajian ilmu ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni secara fisik dan dinamik. Secara fisik, misalnya mempelajari berbagai jenis mineral dan batuan serta bentuk deformasi yang terjadi. Sedangkan secara dinamik, lebih ditekankan pada mempelajari proses. Misal, proses terbentuknya gelombang, banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
Setiap kegiatan yang bersentuhan langsung dengan permukaan bumi perlu mendapatkan pertimbangan dari perspektif ilmu geologi. Sayangnya kebanyakan orang hanya tahu bahwa geologi hanya terkait dengan pertambangan atau perminyakan. Padahal cakupan ilmu ini dapat memberikan pertimbangan pada pembangunan perkotaan (tata ruang dan wilayah), pembangunan konstruksi, seperti pembangunan bendungan, jalan dan gedung bertingkat, bahkan ilmu ini dapat memberikan pertimbangan utama dalam mitigasi atau upaya pencegahan terhadap terjadinya bencana alam, seperti banjir, longsor dan kegempaan.
Dalam keseharian banyak sekali contoh bahwa seringkali kita bersinggungan dengan ilmu geologi. Listrik yang kita butuhkan berasal dari sumberdaya energi primer seperti minyak dan gas bumi, batubara dan uranium yang semuanya diperoleh dengan menerapkan ilmu ini. Kita memerlukan material bumi sebagai material konstruksi pada pembangunan gedung, seperti batubata yang bahannya dari lempung yang telah teralterasi atau batugamping, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah yang merupakan material urai yang berasal dari pelapukan batuan, semen portland berkomposisi kapur (asal batugamping) dan lempung, drywall yang berasal dari mineral gypsum, material kaca yang bahannya berasal dari mineral kwarsa, pipa logam dari mineral logam dan pipa plastik yang tidak lepas hasil destilasi minyak bumi, kebutuhan bahan bakar minyak dan pelumas yang berasal dari produk turunan asal minyak bumi dan masih banyak lagi kita butuhkan berasal dari material bumi (Gambar 1.1 dan 1.2).
Namun, kebutuhan di atas jangan sampai memperdaya manausia sehingga luput dalam menjaga kesetimbangan alam. Kesadaran untuk itu harus diikuti dengan tindakan konservasi alam sehingga akan menjamin tidak terjadinya dampak lingkungan yang dapat membawa kerugian besar.
Gambar 1.2. Eksploitasi minyak bumi secara sederhana di Cepu, Jawa Tengah (Koleksi pribadi Budhi Kuswan Susilo).

1.3 KONSEP geologi
Geologi sebagai ilmu modern mulai berkembang sekitar akhir abad ke-18. Seorang ahli fisika yang juga berprofesi sebagai petani, James Hutton (1727-1797) adalah orang yang pertama kali mengenal suatu siklus pada perilaku berbagai proses pada material bumi. Dia menggambarkan proses-proses, seperti pengangkatan tektonik (tectonic uplift), pengikisan (erosion), pengangkutan sedimen (sediment transport) dan pengendapan (deposition) sebagai bagian-bagian dari siklus yang menerus (Hamblin & Christiansen, 1995). Kejadian tersebut diyakini dapat berulang sepanjang waktu geologi (Gambar 1.3. dan 1.4.).
Hutton pada tahun 1788 menyatakan dalam tulisannya bahwa: “the result, therefore, of our present enquiry is that we find, no vestige of a beginning, no prospect of an end.” inilah selanjutnya yang lebih dikenal sebagai siklus geologi (geologic cycle). Pernyataan di atas berdasarkan pengamatan Hutton pada singkapan batuan di Siccar Point, Skotlandia. Dia melihat bahwa proses-proses tersebut terjadi secara gradual dan hal ini akan sama kejadiannya dalam rentang waktu geologi. Ini adalah konsep yang kemudian dikenal sebagai prinsip uniformitarian (principle of uniformitarianism). Prinsip ini bermakna bahwa hukum alam tidak akan terubah oleh waktu. Penjelasannya adalah bahwa proses-proses lampau yang terjadi sepanjang waktu geologi adalah sama dengan proses-proses yang kita amati saat ini. Prinsip ini sering dinyatakan secara sederhana sebagai “The present is the key to the past.”